Senin, 22 Mei 2017

Laporan Resmi Praktikum Farmasetika Solutio Lugoli


 
Dr. Seswoyo
Jl. Ahmad Yani No. 14
Sip No. 114/X/V/2015
Pekalongan, 02/03/2016
R/   Solutio Lugol
      M.F.Solutio La. 15 mL
      S.prn
 pro : Walid, 17 tahun
jl. Kartini 41 Pekalongan

I. Tujuan
  • Untuk membuat sediaan farmasi dalam bentuk solutio  yaitu solutio lugoli yang berbahan dasar Iodii dan Iodeti Kalii yang berkhasiat sebaga ant bakter, dan digunakan secara topkal untuk membersihkan kult, lecet, goresan kecl, dan luka tepi.
II. Dasar Teori

Definisi Larutan
         Larutan atau solutio adalah sediaan cair yang mengandung satu zat aktif atau lebih yang terlarut didalamnya, biasanya menggunakan air sebagai pelarut. Perbedaan potio dan larutan (solutio) adalah potio merupakan sediaan cair untuk konsumsi obat secara oral, sedangkan larutan (solutio) merupakan sediaan cair yang bisa digunakan secara oral, topikan, parenteral dan sebagainya.



• Menurut Farmakope Indonesia edisi III

Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut. Kecuali dinyatakan lain sebagai pelarut digunakan air suling. Larutan steril yang digunakan sebagai obat luar harus memenuhi syarat yang tertera pada Injectiones. Wadah harus dapat dikosongkan dengan cepat. Kemasan boleh lebih dari 1 liter.



• Menurut Buku Ilmu Meracik Obat

            Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia yang terlarut, sebagai pelarut digunakan air suling kecuali dinyatakan lain. Larutan terjadi apabila suatu zat padat bersinggungan dengan suatu cairan, maka zat padat tadi terbagi secara molecular dalam cairan tersebut.



• Menurut Buku Ilmu Resep

            Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut.



• Menurut Farmakope Indonesia edisi IV

            Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang telarut, misal: terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Karena molekul-molekul dalam larutan terdispersi secara merata, maka penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik jika larutan diencerkan atau dicampur. 
Berikut pembagian larutan berdasarkan Farmakope Indonesia edisi IV :

    Ø  Larutan Oral, yaitu sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis atau pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven-air. Larutan oral dapat diformulasikan untuk diberikan langsung secara oral kepada pasien atau dalam bentuk lebih pekat yang harus diencerkan lebih dulu sebelum diberikan. Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula dalam kadar tinggi, dinyatakan sebagai Sirup.

   Ø  Larutan Topikal, yaitu larutan yang biasanya mengandung air tetapi seringkali mengandung pelarut lain, seperti etanol dan poliol untuk penggunaan topikal atau penggunaan luar pada kulit.

   Ø  Larutan Otik, yaitu larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut lain dan bahan pendispersi , untuk penggunaan dalam telinga luar.

    Ø  Spirit, yaitu larutan mengandung etanol atau hidroalkohol dari zat mudah menguap, umumnya merupakan larutan tunggal atau campuran bahan. Beberapa spirit digunakan sebagai bahan pengaroma, yang lain memiliki makna pengobatan. Spirit harus disimpan dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya untuk mencegah penguapan dan memperkecil perubahan akibat oksidasi.

    Ø  Tingtur, yaitu larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol yang dibuat dari bahan-bahan tumbuhan atau senyawa kimia. Tingtur harus disimpan dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya serta jauhkan dari sinar matahari langsung dan panas yang berlebihan.

 Klasifikasi Larutan
     Larutan dibagi berdasarkan cara pemberiannya :
      1.      Larutan oral adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung  satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis, atau pewarna yang larut dalam air atau campuran konsolven.
     Beberapa contoh sediaan larutan oral, antara lain:

             a.       Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan
             atau tanpa penambahan bahan pewangi dan zat obat. Komponen-komponen dari
             sirup : (1) gula, biasanya sukrosa atau pengganti gula yang digunakan untuk
             memberi rasa manis dan kental, (2) pengawat
             antimikroba, (3) pembau, dan (4) pewarna


             b.        Eliksir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis dimasukkan untuk
             penggunaan vital,   dan biasanya diberi rasa untuk menambah kelezatan.
             Dibandingkan dengan sirup eliksir  biasanya kurang manis dan kurang kental karena
             mengandung kadar gula yang lebih rendah dan    akibatnya kurang efektif disbanding
             sirup dalam menutupi rasa senyawa obat. (Howard C. Ansel,    Ph. D. dkk. Fakultas
             Farmasi Univ. Georgia 341)
2.    Larutan topical adalah larutan yang biasanya mengandung air, tetapi seringkali mengandung pelarut lain seperti etanol dan poliol untuk penggunaan pada kulit, atau larutan lidokain oral topical untuk penggunaan pada permukaan mukosa mulut. Sedian-sedian yang termasuk larutan topical :
                  a.       Collyrium

Adalah sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas pirogen, isotonis, digunakan untuk membersihkan mata. Dapat ditambahkan zat dapar dan zat pengawet.

                  b.      Guttae Ophthalmicae

Tetes mata adalah larutan steril bebas partikel asing merupakan sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa hingga sesuai digunakan pada mata. Tetes mata juga tersedia dalam bentuk suspensi, partikel halus dalam bentuk termikronisasi agar tidak menimbulkan iritasi atau goresan pada kornea.

                  c.       Gargarisma

Gargarisma / obat kumur mulut adalah sediaan berupa larutan umumnya dalam keadaan pekat yang harus diencerkan dahulu sebelum digunakan. Dimaksudkan untuk digunakan sebagai pencegahan atau pengobatan infeksi tenggorokan. Contohnya : Betadin gargle.

                  d.      Guttae Oris

Tetes mulut adalah Obat tetes yang digunakan untuk mulut dengan cara mengencerkan lebih dahulu dengan air untuk dikumur-kumur, tidak untuk ditelan.

                  e.       Guttae Nasalis

Tetes hidung adalah obat yang digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan obat ke dalam rongga hidung, dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar dan pengawet. Minyak lemak atau minyak mineral tidak boleh digunakan sebagai cairan pembawa.

                  f.       Inhalation

Sediaan yang dimaksudkan untuk disedot oleh hidung atau mulut, atau disemprotkan dalam bentuk kabut kedalam saluran pernafasan. Tetesan butiran kabut harus seragam dan sangat halus sehingga dapat mencapai bronkhioli.

                  g.      Injectiones / Obat suntik

Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikan dengan cara merobek jaringan kedalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir.

                  h.       Lavement / Enema / Clysma

Cairan yang pemakaiannya per rectum / colon yang gunanya untuk membersihkan atau menghasilkan efek terapi setempat atau sistemik. Enema yang digunakan untuk membersihkan atau penolong pada sembelit atau pembersih feces sebelum operasi, tidak boleh mengandung zat lendir. Selain untuk membersihkan enema juga berfungsi sebagai karminativa, emolient, diagnostic, sedativa, anthelmintic dan lain-lain.

                  i.        Douche

Adalah larutan dalam air yang dimaksudkan dengan suatu alat kedalam vagina, baik untuk pengobatan maupun untuk membersihkan. Karena larutan ini mengandung bahan obat atau antiseptik. Contoh : Betadin Vagina Douche. 

                  j.    Epithema / Obat kompres

Adalah cairan yang dipakai untuk mendatangkan rasa dingin pada tempat-tempat yang sakit dan panas karena radang atau berdasarkan sifat perbedaan tekanan osmose digunakan untuk mngeringkan luka bernanah. Contoh : Rivanol.

                  k.      Litus Oris

Oles bibir adalah cairan agak kental dan pemakaiannya secara disapukan dalam mulut. Contoh: Larutan 10 % Borax dalam gliserin.


Larutan dibagi berdasarkan sistem pelarut dan zat terlarut
        1.    Spirit yaitu larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol dai zat mudah
               menguap, umumnya digunakan sebagai bahan pengaroma.

        2.    Tingtur yaitu larutan mengandung etanol atau hidroalkohol yang dibuat dari
               bahan tumbuhan atau senyawa kimia.

       3.     Air aromatik: larutan jernih dan jenuh dalam air, dari minyak mudah menguap
               atau senyawa aromatic, atau bahan mudah menguap lainnya.
Pelarut yang biasa digunakan adalah :
a.       Air, untuk melarutkan bermacam-macam garam.

b.      Spiritus, untuk melarutkan kamfer, iodine, mentol.

c.       Gliserin, untuk melarutkan tannin, zat samak, boraks, fenol.

d.      Eter, untuk melarutkan kamfer, fosfor, sublimat.

e.       Minyak, untuk melarutkan kamfer, mentol.

f.       Paraffin liquidum, untuk melarutkan cera, cetasium, minyak-minyak, kamfer, mentol, klorbutanol.

g.      Kloroform, untuk melarutkan minyak-minyak, lemak.


     Solutio atau larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut,kecuali dinyatakan lain sebagai pelarut yang digunakan yaitu air yang di suling. Laruta steril yang digunakan sebagai obat luar harus memenuhi syarat yang tertera pada injectiones. Wadah harus dapat dikosongkan dengan cepat, kemasan boleh lebih dari 1 liter.
     Perbedaan potio dan solutio adalah potio merupakan sediaan cair untuk dikonsumsi secara oral, sedangkan larutan (solutio) merupakan sediaan cair yang bisa digunakan secara oral, topikal, parentral dan sebagainya.
     Formulasi larutan umumnya mengandung zat aktif,pembasa, pelarut, pelarut pembantu, pengawet, pewarna, Antioksidan, Pengental dll.

 
Istilah-istilah kelarutan

     Kelarutan adalah sebagai pelarut yang digunakan untuk melarutkan 1 bagian zat

                       

Sangat mudah larut
Kurang dari 1
Mudah Larut
1 sampai 10
Larut
10 sampai 30
Agak sukar larut
30 sampai 100
Sukar Larut
100 sampai 1000
Sangat sukar larut
1000 sampai 10000
Praktis tidak larut
Lebih dari 10000
  
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan larutan / solutio :
    
     Untuk mempercepat melarutnya obat dapat digunakan beberapa cara seperti menggunakan panas, mengecilkan ukuran partikel zat, menggunakan pelarut pembantu maupun membantu kelarutan dengan melakukan pengadukan.

       1. Kelarutan zat aktif harus bisa larut

       2. Kestabilan zat aktif dalam larutan / pelarut maupun konsolven harus baik

       3. Dosis takaran tepat

       4. Penyimpanannya sesuai


Keuntungan dan Kerugian Sediaan Solutio: 
  • Keuntungan sediaan dalam bentuk larutan yaitu :
   1.  Merupakan campuran homogen

   2. Dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan

   3. Dapat diberikan dalam larutan encer, sedangkan kapsul dan tablet 
       sulit diencerkan.

   4. Kerja awal obat lebih cepat karena obat cepat diabsorpsi.

   5. Mudah diberikan pemanis, bau-bauan, warna dan hal ini cocok 
      untuk pemberian obat pada anak-anak.

   6. Untuk pemakaian luar, bentuk larutan mudah digunakan.
  • Kerugian sediaan dalam bentuk larutan yaitu :  :
   1.   Volume bentuk larutan lebih besar

   2.   Ada obat yang tidak stabil dalam larutan

   3.   Ada obat yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam larutan.

 
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Larutan  
Faktor - faktor yang dapat mempengaruhi sediaan larutan atau solutio adalah :
  1. Sifat dari solute dan solvent

   2. Cosolvensi

   3. Kelarutan

   4. Temperatur 

   5. Salting Out

   6. Salting In

   7. Pembentukan Kompleks 
Uraian Bahan 
 Monografi :
1. Iodium

   Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 3500 bagian air, dalam 13 bagian etanol (95 %), dalam lebih kurang 80 bagian gliserol p dan dalam lebih kurang 4 bagian karbon disulfida p, larut dalam kloroform p

2. Kalii Iodium

   Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air mendidih, larut dalam etanol (95%) p , mudah larut dalam gliserol p .
III. Permasalahan

1. Iodium bahan yang korosif, mudah menyublim, sukar larut dalam air

2. Kalium iodida bersifat higroskopik
IV. Pengatasan
1. Iodium di timbang menggunakan kaca arloji dan ditutup dengan kaca arloji agar tidak menguap, dilarutkan dalam etanol

2. Kalium iodida ditimbang menggunakan kaca arloji 
V. Resep Baku

     Resep Standar ( CMN halaman 147 )
  Solutio lugoli fortio

  R/ Iodii           1

       Iodeti kalii  2

       Aquadest   20
VI. Pengambilan Bahan
  
Perhitungan Penimbangan : 
                   1. Iodium : 1 gram
2. Kalium Iodida : 2 gram 
3. Aquadest : 22 ml
VI. Alat Dan Bahan :
  • Alat : 
1. Mortir dan stemper

2. Timbangan dan anak timbangan

3. Batang Pengaduk

4. Kertas Perkamen

5. Sudip

6. Kaca arloji

7. Gelas ukur 

  • Bahan :
1. Iodium

2. Kalium iodida

3. Aquadest

4. Alkohol


VII. Cara Kerja


1. Ditimbang bahan satu persatu sesuai aturan

2. Dimasukkan iodium ke dalam mortir, lalu di tetesi sedikit etanol aduk ad larut

3. Dimasukkan Iodeti kalii dalam mortir tadi secara sedikit demi sedikit gerus kuat ad homogen

4. Ditambahkan aquadest sedikit demi sedikit gerus kuat hingga larut dan hingga tidak terdapat endapan iodium

5. Masukkan dalam botol dberwarna coklat dan ditutup rapat

6. Beri etiket biru dengan signa untuk pemakaian luar


VIII. Etiket

1 komentar:

  1. Lucky Club Lucky Club: A Complete Look at Top Online Casinos
    The lucky club Lucky Club offers you everything 카지노사이트luckclub you need to be a slot machine player and at the best online casinos. In this article, we'll show you everything you need to

    BalasHapus